Kamis, 21 November 2013

Jangan Menyesal

Jika penyesalan itu memang tak seharusnya ada, mengapa ia ada? Bukankah seharusnya hidup dijalani dengan sukacita dan tak memerlukan penyesalan? Karena waktu tak pernah kembali.

Baik suka maupun duka, semuanya telah tertulis di suratan takdir. Namun penyesalan tetap saja masih terbesit di hati manusia. Memaksa masuk ke relung-relung hati, lalu melukai sang pemilik hati. Dan selalu saja di akhir kejadian. Padahal waktu tak pernah kembali. Meski masih ada waktu yang tersisa.

Barangkali memang kita selalu diajarkan oleh para guru tentang kemantapan hati. Agar hati selalu membuka matanya dalam setiap langkah. Agar setiap jejak yang terekam telah kita sadari dan jalani dengan kesungguhan. Dan apa yang telah terjadi maka menjadi suratan takdir. Sedang apa yang kelak akan terjadi selalu menjadi misteri. Oleh karena itulah, manusia harus selalu melangkahkan kakinya untuk menuju kepada apa yang telah tertulis untuknya.

Melangkah, melangkah, dan melangkah dengan kesadaran dan kemantapan hati. Serta keberserahan terhadap apa-apa yang diluar jangkauannya.

Jika saja, tak pernah ada penyesalan, maka kita tak akan pernah belajar dan berjuang. Karena belajar saja tak akan membuat manusia sampai kepada apa yang ia tuju. Perjuanganlah yang akan membawanya kesana. Menuju tujuan hidup yang telah ditetapkannya, tujuan untuk kembali. Menapaki jalan dengan kesadaran dan kemantapan hati, SENDIRI, agar tak ada lagi penyesalan yang membuntuti.

Rabu, 20 November 2013

Tuhan, Iblis, Adam, dan Hawa

Saya masih tak mengerti, mengapa sampai saat ini masih saja tersebar luas cerita yang menceritakan bahwa Hawa (perempuan) adalah penyebab terusirnya Adam (laki-laki) dari surga. Bahkan ada yang mengatakan, jika bukan karena menuruti bujuk rayu Hawa untuk memakan buah terlarang, kita semua masih berada di dalam surga. Kita semua tak akan merasakan penderitaan hidup di dunia ini. Dan Hawa adalah penyebabnya, karena ia lah yang pertama kali mendengarkan rayuan Iblis.

Padahal, sebelum diciptakanNya Adam dan Hawa, bukankah Tuhan telah melakukan perbincangan dengan para malaikat bahwa Dia akan menciptakan manusia sebagai khalifah di muka Bumi?

Saya curiga, jangan-jangan diciptakanNya Hawa bukanlah semata sebagai obat penawar kesepian Adam. Begitu juga Iblispun tak semata sebagai penggoda manusia. Namun justru sebagai bagian dari rencana Tuhan untuk menjadikan manusia sebagai khalifah di Bumi.

Atau... Barangkali Adam terlalu betah di surga sehingga jika Tuhan tak membuatnya melanggar laranganNya, ia tak mau turun ke Bumi untuk mengemban tugas yang diamanatkan kepadanya.

Senin, 18 November 2013

Pikiran

Pikiran bukanlah tempat kebahagiaan bersemayam. Namun pikiran ikut andil dalam menentukan kebahagiaan dan kesedihan yang manusia rasakan. Orang-orang gemar memikirkan berbagai hal. Namun jarang sekali yang memikirkan bagaimana cara berpikir yang benar.

Karena pikiran sangat mempengaruhi kebahagiaan, mengapa kita tak pikirkan bagaimana pikiran berpikir dengan cara yang terbaik untuk memikirkan apa yang sedang ia pikirkan?

Banyak manusia yang terjebak oleh pikirannya sendiri. Bukan kenyataan yang ia lihat, namun ilusinya sendiri. Jika pikiran mampu melihat dengan jernih, maka kenyataan akan tampak sebagaimana adanya. Sedangkan jika sebaliknya, maka pikiran akan menciptakan ilusinya sendiri.

Di dunia ini berapa orang yang menyadari keberadaan dari pikiran mereka? Banyak yang ditipu oleh pikirannya sendiri. Sehingga tak mampu melihat kenyataan. Sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah bagaimana melihat kenyataan sebagaimana adanya. Menyadari siapa diri kita. Menyadari apa persoalan kita. Menyadari apa yang berada di dalam dan di luar kendali kita.

Berapa orang yang merasakan sakit hanya karena tak menyadari bahwa rasa sakit yang ia rasakan berasal dari pikirannya sendiri? Berapa orang yang telah ditipu kesenangan oleh pikirannya padahal sesungguhnya ia sedang merugi dan menghancurkan dirinya sendiri?

Banyak yang justru menjadi budak dari pikirannya sendiri, padahal Tuhan Sang Pencipta telah memberikan hak kepada manusia untuk mengendalikannya.

Kamis, 14 November 2013

Ayat Yang Tertinggal

Tiba-tiba Tuhan menjadi sangat terkenal. Ketika bermacam bencana datang. Dia dipuja-puja, juga dicaci-maki oleh sebagian yang lain.

Tiba-tiba Tuhan menjadi sangat dekat. Padahal sebelumnya, manusia pikir Tuhan berada diatas arsy, tempat yang nun jauh disana.

Tuhan dielu-elukan. Disebut-sebut. Diperebutkan. Dihak miliki oleh sebagian golongan.

Tuhan menjadi terkenal, bak seorang artis yang sedang naik daun. Ditangisi. Dimintai. Disuruh mengabulkan doa.

Namun ketika semuanya dikabulkan, Tuhan jadi kesepian. Tak ada yang menyebut-nyebut namaNya lagi. Manusia sibuk mencari harta dan bersenang-senang. Lalu Dia mengutus Jibril untuk menurunkan ayat yang tertinggal yang bunyinya tegas : "Kau pikir AKU pelacur?"

Yang Pasti dan Tak Pasti

Mengapa banyak orang memerlukan pembenaran dari orang lain untuk membenarkan dirinya? Karena orang itu tak punya rasa percaya diri. Tak berpikir dengan otaknya sendiri, tak merasa dengan perasaannya sendiri. Sumbernya kebenarannya adalah pendapat orang lain. Kebenaran yang dianut oleh orang lain. Bukan kebenarannya sendiri.

Sungguh, berapa orang yang mampu berpikir dengan otaknya sendiri? Sedikit sekali di dunia orang-orang yang mau dan mampu berpikir, merasa, dan lalu menjadi dirinya sendiri. Hidup sebagai manusia yang merdeka.

Jangan berpegang pada sesuatu yang tak pasti dan semu. Ketika kita dapat menemukan hal-hal yang pasti dalam hidup, saat itulah kita akan mengerti bagaimana menyikapi hidup yang begitu ramai ini.

Air Susu atau Air Laut?

Taukah kau mana yang lebih mulia air susu atau air laut?

Air susu sangat mulia, ia menolong para ibu yang tak memiliki cukup uang untuk membeli susu bagi bayinya. Tapi air laut lebih sempurna. Di dalamnya terdapat banyak binatang maupun tumbuhan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Namun ia juga dapat menenggelamkan kapal dan mendatangkan tsunami.

Susah-Senang Hidup

Banyak yang tak mampu menahan rasa perih dan mencoba tabah. Sehingga banyak suara-suara yang diucapkan tanpa makna. Manusia menjerit, berteriak minta tolong. Mereka kesakitan. Seperti tawanan yang meronta-ronta.

Namun, ada pula manusia yang terbiasa dengan perih. Bahkan mencumbui kesakitan mereka. Mereka diam dan menikmati. Seolah itulah yang harus mereka bayar atas karunia hidup ini. Mereka bahkan amnesia terhadap suka cita kehidupan. Ketika kesenangan mendatangi mereka, mereka justru sedih. Merasakan kepedihan karena kehilangan apa yang biasa mereka rasakan.

Inilah hidup, dengan segala perih dan suka citanya. Dengan segala tangis dan tawanya. Segala tergantung bagaimana manusianya memaknai. Ada yang membiasakan diri dengan kesenangan, lalu meronta-ronta kuat saat perih melanda. Ada yang membiasakan diri dengan kepedihan, lalu terkejut dan terkagum-kagum saat suka cita datang. Hidup tak pernah datar. Tapi manusia berhak untuk mengambil sikap, apakah ia akan menjadi manusia yang nelangsa, gumunan, atau susah-senang ia anggap biasa saja.

Ndelik

Ndelik. Barangkali itu yang disukai sebagian orang yang mempunyai kecenderungan sebagai pemalu. Dalam bahasa indonesianya sembunyi.

Sembunyi itu bisa berarti diam-diam, atau tidak terang-terangan. Yang penting diam. Tidak bergerak. Atau bergerak tapi tampak tidak bergerak. Atau terang-terangan agar tidak tampak bersembunyi.

Gelap adalah tempat aman untuk bersembunyi. Tapi jangan coba-coba menyembunyikan sinar, justru malah kelihatan mentereng. Bintang-bintang justru bersembunyi di siang hari kan?

Yang disembunyikan orang biasanya bisa kejahatan, keburukan, atau kebaikan. Pada intinya, yang disembunyikan orang adalah hal-hal yang bagi mereka berharga. Apapun itu.

Jika, cinta tidak lebih berharga daripada apapun yang kau punya, silahkan mengumbar cintamu. Dan jangan pernah menyesal kalau cinta itu pergi atau direbut orang.

Sesekali, periksalah apa-apa yang kau simpan dalam persembunyianmu, supaya kau lihat siapa dirimu sebenarnya.

Senin, 11 November 2013

Aku Pandawa, Kurawa, atau Sengkuni?

Barangkali, aku memang dilahirkan sebagai Pandawa. Karena aku selalu membela yang baik. Kebaikanlah fokus hidupku. Aku tak peduli pada benar dan salah. Bagiku, benar salah adalah hak preogratif Tuhan semata. Sedang baik dan buruk adalah hak setiap manusia.

Pada mulanya, aku membenci kaum Kurawa saudaraku. Sempat berpikir mengapa Tuhan menciptakan orang-orang macam mereka. Yang hanya membuat permusuhan, pertikaian, dan kebencian. Seandainya saja Tuhan tak menciptakan orang macam mereka, bumi pastilah damai. Tapi ternyata aku salah, Kurawa memusuhi Pandawa bukan karena mereka menyukai permusuhan, pertikaian, dan benci terhadap kebaikan. Kurawa memusuhi pandawa, karena Tuhan menciptakan makhluk yang bernama Sengkuni.

Sengkuni adalah makhluk yang  gemar atau barangkali memang sengaja oleh Tuhan diciptakan untuk menghujat dan mengadu domba. Ia penyebab awal mula gonjang-ganjing di muka Bumi. Lalu, akupun berpikir lebih keras lagi, rasa-rasanya tak berhak ku hakimi Sengkuni sebagai makhluk hina yang bersalah atas semua keburukan dan kerusuhan yang terjadi di muka bumi ini. Bagaimanapun, ia makhluk Tuhan. Tuhan yang menghendakinya hidup. Jikalaupun Tuhan adalah seperti yang kuperkirakan selama ini, bahwa Dia adalah segala kebaikan, maka tentu Dia tidak akan menciptakan Kurawa apalagi Sengkuni.

Pandawa, Kurawa, dan Sengkuni adalah kehendak Tuhan. Tuhan yang menghendaki ketiganya ada.

Isi kepalaku semakin tak karuan. Aku menjadi tak yakin lagi. Jangan-jangan aku bukanlah Pandawa. Jangan-jangan aku sebenarnya  malah Kurawa. Namun karena cara pandangku saja yang sempit, lalu aku mengira diriku sebagai Pandawa. Bahkan aku menjadi lebih kacau dan bingung, ketika sebagian orang justru menyebutku Sengkuni.

Selasa, 05 November 2013

#QUOTES#

"Apapun yang kamu lakukan, lakukanlah untuk dirimu sendiri. Kamu melakukannya karena dirimu. Karena kamu sedang ingin. Karena itulah kamu. Bukan karena orang lain. Dalam hal ini bukan karena pandangan orang lain terhadapmu. Apapun yang mereka persepsikan kepadamu adalah interpretasi mereka sendiri. Bukan tentang siapa dirimu. Disinilah letak keaslian dan kepalsuan yang sebenar-benarnya. Kamu begitu karena memang begitu bukan karena ingin menyenangkan orang lain. Bukan pula agar orang lain bla bla bla terhadap kamu. Karena manusia yang belum bisa memerdekakan dirinya dari pandangan manusia yang lain adalah manusia yang paling sengsara hidupnya. Banyak logika, petuah, dan nasehat yang tersebar di bumi ini. Jika kamu ambil semuanya, maka tak akan sanggup otak menampungnya. Oleh karena itu betapa mengenal diri sendiri adalah sangat penting. Agar mengerti apa yang sesungguhnya kita butuhkan. Lalu kita mengambil secukupnya saja. Sesuai apa yg sedang dibutuhkan. Itulah orang bijak."

"Keraguan seringkali menjadi penghalang kita untuk menikmati hidup. Pikiran terombang ambing. Takut mengambil keputusan yang tidak tepat. Takut menyalahi oramg lain. Lalu terbenam di dada dan menjadikannya serasa sempit. Nafas pun terasa sesak. Oksigen tak dapat mengalir lancar ke otak. Daya pikir melemah. Amarah mengambil alih. Dan akhirnya meledak."

"Kekhawatiran itu manusiawi. Walaupun sesungguhnya tidak ada kekhawatiran yang bemar-benar terjadi. Berapa sih kekhawatiran kita yang pernah menjadi kenyataan? Dan ternyata hidup masih baik-baik saja."

"Orang-orang seringkali memperebutkan kebenaran. Menyalahkan yang tak sepikiran dengan mereka. Padahal sesungguhnya apa yang sedang mereka ributkan tak menjadi masalah jika tak diributkan."

"Yang mengetahui dengan benar batinnya akan menemukan banyak cerita di dalamnya."

"Jika yang disebut sepasang itu adalah yang berbeda, kenapa jika ada perbedaan kita harus ribut?"

"Penderitaan hanya dapat dirasakan oleh pikiran, ketika pikiran mampu melepas, penderitaan lenyap."

"Panggung sandiwara yang besar memerlukan pemeran yang banyak."

"Jika masih mampu melawan kata hati, lawanlah."

"Momen yang datang dengan seketika melebihi harta karun apapun."

"Seekor nyamuk punya peran untuk mendengung di telinga dan menghisap darah kita. Agar Tuhan punya alasan untuk memberi rejeki kepada pemilik dan pekerja di pabrik obat nyamuk."

"Menunggu bukan hal yang membosankan, menunggu dengan sadar dan mengamati amatlah menyenangkan dan lebih baik daripada terburu-buru memaksakan suatu hal."

"Jika Tuhan tak menciptakan bulan, maka ia pasti menciptakan yang lain agar malam tetap indah."

"Manusia cenderung mempersulit. Padahal tuhan telah memudahkannya selama hidup."

"Rendah hati itu cara terbaik merawat persahabatan."

"Kegagalan terbesar manusia adalah ketika ia lupa siapa ia sebenarnya."

"Setiap orang punya rahasia. Dan rahasia punya hak untuk merahasiakan ataupun membocorkan dirinya."

"Segalanya telah diatur pada waktunya sendiri-sendiri. Agar cerita berjalan sempurna."

Minggu, 03 November 2013

Catatan Bibir


Pada wanita, jika kekuatannya disembunyikan, kelemahannya justru dibuka terang-terangan. 
Karena wanita benar-benar mengerti betapa pria sangat bergairah pada hal-hal yang tersembunyi di dalam diri mereka. 

Pada wanita, kelemahannya bukan ketika kau sentuh klitorisnya, namun ketika kau mampu merayunya agar mengaitkan kedua bibirnya pada kedua bibirmu.

Barangkali demikian mengapa lipstik menjadi benda yang tak pernah dilupakan wanita. 
Untuk mengelabui.
Namun tak terlalu menggoda hasrat.

Wanita tak pernah berhenti mencari alasan untuk mengeluh.
Dan menggunjing.
Konon mereka takut pada kedinginan dan kediaman.
Untuk memastikan kelemahannya tak tersentuh.
Terlihat namun tetap tersembunyi.


Klitoris dapat membuat wanita melayang ke angkasa, namun gerak liar lidah yang menyusuri setiap senti ruang di balik bibirnya lah yang membuatnya menari-nari di angkasa.

Semakin kau puja klitoris wanita, akan semakin banyak kebutuhannya yang harus kau penuhi.
Karena di dunia ini yang tak berujung adalah kebutuhan dan keluhan wanita.

Jangan pernah tertarik kepada wanita yg menawarkan klitorisnya kepadamu, karena Tuhan menjadikannya sebagai perangkap bagi kaum Adam.
Yang kau dapat secuil nikmat, namun bebanmu bak membawa gunung di pundakmu.


Jikalau wanita memberikan ciuman yang penuh gairah pada kedua bibirmu, 
itulah tanda ia telah menjatuhkan hatinya kepadamu.
Ciuman adalah sangka kala bagi segala keluh kesahnya. 
Bagaikan telah menemukan penawar rindu.
Seperti mangsa yang siap untuk mati.


Namun, jangan pernah tergoda untuk menyentuh paksa mereka. 
Biarlah mereka yang menyerahkannya kepadamu. 
Maka akan kau dapati mata dan mata saling bertatapan,
lidah dan lidah saling menyusuri ruang, 
hidung dan hidung saling menghirup-menghembus, bertukar aroma nafas,
kulit dan kulit saling menyentuh,
merasakan bulu-bulu tipis yang membuat merinding,
serta jantung dan jantung yang saling berdegub,
menyusuri jeda diantara dua detak,
saling mengisi tiap detik, lalu ia melupakan keberadaan jantungnya sendiri.

Jumat, 01 November 2013

Anjing

Ada seekor hewan yang dilaknat, juga dipuja. Anjing. Anjing itu diam dalam kandangnya. Sepasang matanya yang melotot, menatapku. Entah apa yang sedang dilakukan anjing itu. Aku mencoba menerka-nerka apa yang ada dipikirannya. Aku menatapnya, membuat tatapannya makin kuat. Mungkin pemiliknya tak memberinya makan. Tapi apa peduliku, ia punya tuan. Kudekati, lalu ku ajak dia berbicara, dengan batinku, barangkali saja ia lebih mengerti bahasa hati.

Dia pun memoncongkan mulutnya ke dalam lubang kandangnya. Ku coba membagi sisa hot dog yang ku simpan dari dalam plastik dàlam tas coklatku.

Dan....
Rawrrrrr... "Aarrgghh..." , anjing itu menggigit tanganku. "Biadab, bangsat..", umpatku.

"Dasar anjing!!!"

Kulihat jari-jariku, ternyata tak satu pun terluka. Ah, aku telah berprasangka buruk kepada seekor anjing. Kujulurkan lagi tanganku dengan sisa hot dog yang tersisa. Namun si anjing tak kunjung memakannya.Kubuka kandangnya, kugendong anjing itu. Entah mengapa aku berani berbuat lancang pada sesuatu yang telah menjadi hak orang lain.

Ia mengendus, menjilati tangan-tanganku. Aku merasa geli. Ku elus-elus kepalanya, si anjing menunduk malu. Seolah senang dengan apa yang kulakukan kepadanya. Anjing itu seperti seorang kekasih yang ditinggal kekasihnya. Seperti perempuan yang sedang patah hati, lalu menemukan seorang yang lain untuk bersandar.

Dari matanya aku dapat mengerti. Betapa mata itu berkaca-kaca sangat mirip dengan mata seorang kekasih yang kutinggalkan dua tahun yang lalu. Ketika aku memutuskan untuk pergi dari kehidupan seorang perempuan yang amat sangat kucintai. Aku memilih untuk berkarir di ibukota. Kutinggalkan cintaku di kampung halaman.

Ah, kenangan itu lagi. Seperti bayangan yang tak pernah hilang. Mengikuti kemanapun aku pergi.
Huufftt.. kutinggalkan lamunanku. Ku dudukan si anjing di pangkuanku.

Kubelai lagi dari kepala hingga ekornya.
Ketika beranjak dan hendak mengembalikannya ke kandang, ia menggonggong. Tapi aneh. Yang ku tahu gonggongan anjing itu sangat memekikkan telinga, berisik, dan membuat seseorang yang didekatnya tak nyaman. Tapi gonggongannya berbeda. Ia tak mau kembali ke kandang. Ia seperti ingin kembali ke pelukanku.

"Baiklah, barangkali kamu jenuh berada di dalam, aku akan meletakkanmu di sini. Biar tuanmu yang mengurusmu. Tapi jangan katakan kalau aku hendak mengambilmu darinya."
      
*****

"Nak, ambil saja anjing itu. Bawalah pulang dan rawatlah baik-baik. Jika kau mau", seorang lelaki tua berbicara kepada seorang pemuda yang sedang membelaiku.

Tentu saja hatiku sakit. Kenapa ia menyerahkanku kepada orang lain. Seseorang yang belum tentu mencintaiku. Barangkali aku hanya akan dijadikan barang mainannya.

Atau malah mungkin ia akan menguburku hidup-hidup. Lalu mengulitiku. Memotong setiap dagingku. Dan  dimasukkannya aku ke dalam wajan penggorengan bersama bumbu-bumbu yang telah ia racik. Kemudian dihidangkannya aku kepada para pemabuk sebagai jamuan pesta seks dan minuman keras.

Aku memang menyukai pemuda ini, tapi aku jauh lebih mencintai tuanku.
Lalu aku menggonggong sekeras-kerasku.

         *****

Kubawa anjing itu menuju tempat dimana aku curahkan seluruh hidupku. Untuk menjemput impianku, memiliki restoran besar dan menjadi seorang koki masakan anjing terkenal.

Darimana-Kemana?

Manusia, entah dari mana asal muasalnya. Pemuka agama bilang dari sepasang manusia pertama bernama Adam dan Hawa. Darwin bilang asal mula manusia dari seekor kera. Setiap orang punya hak untuk memercayai apa yang dipercayainya. Sebagian lagi mencari tahu melalui sains. Masing-masing bebas untuk mencari tau melalui metode apapun.

Lalu ke manakah kita akan menuju kelak? Setelah nafas terakhir yang dihembuskan, apakah masih ada kehidupan lagi bagi manusia?
Masa lalu-asal mula, masa depan-tujuan, misteri yang tak pernah habis dikuak sejak berabad-abad silam. Karena kemampuan manusia yang terbatas, sehingga melupakan apa yang pernah dialaminya sebelum mereka dilahirkan sama dengan ketika manusia tak pernah mampu untuk melihat apa yang terjadi di masa depan-ketika mereka meninggalkn hidup yang pernah dijalaninya di dunia ini. Rahasia yang hanya diketahui oleh sang rahasia sendiri.

Setiap manusia mengalami amnesia. Tak ada yang ingat apa yang pernah dilakukannya ketika berada di dalam kandungan. Setiap manusia mengalami kebutaan, tak ada yang tau apa yang kelak akan dihadapi sesudah kematian.


Kita hanya perlu menyadari bahwa kita tidak tahu.