Senin, 22 September 2014

Berhasil Pulang

Ketika yang kalah mengaku menang, yang emosional mengaku siap kalah siap menang, yang rakus mengaku agamis, yang bodoh mengaku bijak, dan yang manupulatif mengaku apa adanya. Maka tidak apa-apa karena siapa saja boleh mengaku apa saja. Baik mampu mempertanggungjawabkannya di hadapan manusia ataupun tidak. Karena manusia selalu memiliki kecenderungan untuk menyangkal. Karena kelak tanggung jawab telah menjadi kewajiban di hadapan Tuhan.
Ada yang berjanji bahkan bersumpah, entah demi apa, atau mungkin hanya bertaruh semata. Namun karena keyakinan yang sudah terlanjur buta, menjadi kebablasan pula. Keyakinan yang sebenarnya hanya terkaan belaka.
Kita semua tau, dunia sudah menjadi ladang penghancuran. Menjadi tempat persinggahan yang membuat banyak orang terbuai dan tak ingin pulang. Atau memang semuanya tak harus pulang. Karena ada yang mengira rumah tak seindah jalanan.
Padahal kerinduan kepada rumah adalah hakiki. Cepat atau lambat akan terasa juga. Menghujam setiap insan yang sedang mengarungi perjalanan hidup. Entah dalam perjalanan itu diliputi banyak suka ataupun duka.
Maka kuingat petuah seorang guru kepadaku, kalah-menang dalam perjalanan tidaklah penting, katanya. Karena pemenang yang sesungguhnya ialah dia yang berhasil sampai ke rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar