Kamis, 14 November 2013

Susah-Senang Hidup

Banyak yang tak mampu menahan rasa perih dan mencoba tabah. Sehingga banyak suara-suara yang diucapkan tanpa makna. Manusia menjerit, berteriak minta tolong. Mereka kesakitan. Seperti tawanan yang meronta-ronta.

Namun, ada pula manusia yang terbiasa dengan perih. Bahkan mencumbui kesakitan mereka. Mereka diam dan menikmati. Seolah itulah yang harus mereka bayar atas karunia hidup ini. Mereka bahkan amnesia terhadap suka cita kehidupan. Ketika kesenangan mendatangi mereka, mereka justru sedih. Merasakan kepedihan karena kehilangan apa yang biasa mereka rasakan.

Inilah hidup, dengan segala perih dan suka citanya. Dengan segala tangis dan tawanya. Segala tergantung bagaimana manusianya memaknai. Ada yang membiasakan diri dengan kesenangan, lalu meronta-ronta kuat saat perih melanda. Ada yang membiasakan diri dengan kepedihan, lalu terkejut dan terkagum-kagum saat suka cita datang. Hidup tak pernah datar. Tapi manusia berhak untuk mengambil sikap, apakah ia akan menjadi manusia yang nelangsa, gumunan, atau susah-senang ia anggap biasa saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar